Thursday, May 10, 2007

DARI HEGEL KE MATERIALIME SEJARAH

HEGEL

Ketika Marx masih mahasiswa, kehidupan intelektual Jerman dikuasai oleh filsafat Hegel. Pada mulanya Marx menolak, tapi kemudian ia jadi Hegelian bergairah. Walau kemudian lagi ia menolak banyak pikiran Hegel, namun seluruh jalan pikirannya secara fundamental sekali telah dibentuk oleh Hegel.

Menurut Hegel, sejarah bukanlah sembarang deretan peristiwa, tapi suatu proses yang dapat dimengerti, dikuasai oleh hukum-hukum objektif, yang hanya terfahami dengan memandang sejarah sebagai suatu keseluruhan. Ia bukanlah sebuah kisah kemajuan yang uniform satu arah, tapi suatu proses yang dialektis. Setiap tingkat perkembangannya dikarakterisasi oleh adanya pertentangan antara kekuatan yang baku lawan. Ia hanya rukun kembali dalam suatu sintesa yang lebih tinggi di tingkat selanjutnya, namun demi menghimpun pertentangan-pertentangan baru. Dalam garis besarnya, Marx memegang pandangan ini sepanjang hidupnya. Yang ia tolak dari Hegel adalah idealismenya. Idealisme dalam arti teknis filsafat adalah pandangan yang menganggap bahwa pikiran atau ide-ide adalah primer dan benda-benda fisikal, sekunder. Menurut Hegel sejarah, pertama-tama adalah cerita tentang perkembangan akal atau roh. Setiap periode dan setiap negeri punya perangkat ide-ide sendiri yang berbeda. Dan perkembangan dialektis dari ide-ide itu adalah motor sejarah.

Tulisan-tulisan Hegel sangatlah kabur dan dapat ditafsirkan dalam banyak cara. Filsafat Jerman dalam masa 1830-an dan 40-an dibelah oleh perbedaan pendapat antar berbagai aliran kaum Hegelian. Hegel sendiri ketika itu sudah meninggal, sehingga tak serta dalam perdebatan itu. Kaum konservatif menyatakan bahwa negara Prusia merupakan bentuk tertinggi dari akal. Ia suatu titik kulminasi sejarah. Pandangan yang agak bersifak parochial ini dimengerti secara populer di kalangan birokrasi.

Marx, bergabung sementara dengan aliran Hegelian Muda , sebuah gerakan oposisi yang menekankan perubahan terus-menerus dan menggerakkan pembangkangan terhadap agama yang sudah mapan. Gaya mereka, seperti digambarkan Isaiah Berlin, "persenyawaan sok ilmiah dengan keangkuhan", penuh paradoks dari hal-hal yang tak jelas ujung pangkalnya dan sok prasasti yang dibungkus dengan prosa aliteratif dari permainan kata (Karl Marx, 4th editor - oxford University Press, 1978- hal.53). Karya-karya marx dini sekali ditulis dalam gaya demikian dan sangat membosankan. Marx tidak pernah benar-benar mencampakan pengaruh itu, sebagai mana akan terlihat pada beberapa bagian dari DAS KAPITAL.

SOSIALISME

Marx juga dipengaruhi tulisan kaum sosialis di awal tahun 1840-an. Pada masa itu istilah sosialis dan komunis tidak punya arti yang jelas. Kini sosialisme berarti diatas segalanya, bertentangan dengan kapitalisme. Dan konsep tentang Kapitalisme sebagai suatu bentuk masyarakat tidak ada, sampai Marx menemukannya. Penulis-penulis dizaman Marx menolak masyarakat yang ada ketika itu, atas dasar moral dan mengemukakan suatu rancangan masyarakat yang lebih baik sebagai ganti. Beberapa usul dari mereka tak tersangkal amat menjengkelkan, walau bukan ini yang jadi pokok kritik Marx. Ia menolak teori-teori sosialis yang ada masa itu dan menganggapmya sebagai utopi. Ketika itu Marx telah berpandangan bahwa sejarah dikuasai oleh hukum-hukum yang objektif, yang tidak dapat dapat diubah hanya dengan mengatakan benda-benda itu seharusnya menjadi lain. Seperti apalagi air. Ia tidak dapat mendaki dengan hanya mengatakan ia harus begitu. Walau Marx membenci Kapitalisme, ia menanggap penghinaan terhadapnya sebagai tidak kena. Lebih baik menggantinya dengan memperlihatkan bahwa suatu revolusi sosialis adalah suatu keharusan yang logis yang datang dari perkembangan kapitalisme itu sendiri. Organisasi masyarakat yang akan datang ditentukan oleh rakyatnya sendiri, begitu mereka memasuki era itu, hal mana tidak dapat diramalkan secara rinci kini.

Untaian berharga lainnya dari pemikiran Marx datang dari ekonomi politik (masa itu dinamakan economics). Perkembangan dari ilmu ekonomi Marx akan diulas lebih rinci di bawah. Cukuplah untuk mencatat disini bahwa ia adalah pemula dari ilmu ekonomi pada 1844-1845 dengan mengambil banyak analisis ekonomi penulis lainnya. Pikiran yang esensial yang diperolehnya dari literatur adalah konsepsi tentang suatu ekonomi yang sistemnya melekat padanya dan dikuasai oleh hukum-hukum objektinya. Dalam lapangan baru temuan Marx itu, proses perkembangan ekonomi menggantikan "jiwa" atau "akal" Hegel sebagai motor sejarah.

MATERIALISME SEJARAH (HISTORICAL MATERIALISM)

Semua pengaruh yang diterima Marx menggabung ke dalam suatu bingkai teori selama tahun-tahun 1844 dan 1845. Marx dan Engels bekerjasama erat sekali masa itu. Kenyataan bahwa mereka menarik ide-ide dari berbagai sumber, tidaklah mengurangi penting atau orizinalitas pencapai mereka. Semua pemikir besar membangun karya mereka atas dasar karya para pendahulunya.

Marx, dalam tahun 1844 telah sampai pada suatu ide sentralnya, ketika menulis sejumlah catatan atau naskah-naskah kasar yang dikenal sebagai "Manuskrip Ekonomi dan Filsafat" atau Manuskrip Paris. Disinilah untuk pertama kalinya ia memusatkan sesuatu yang kemudian jadi tema pokok Das Kapital, yaitu hubungan antara kapital dan upah kerja atau kerja upahan, hubungan antara kapitalis dan pekerja. Si kapitalis memiliki alat-alat produksi ( peralatan dan bahan) atau uang untuk membeli. Para pekerja tidak memiliki apa-apa dan tidak dapat hidup tanpa bekerja, para pekerja itu tidak punya hak atas produk kerjanya. Produk itu sepenuhnya milik sang kapitalis yang mempekerjakannya. Dengan begitu para pekerja itu tetap miskin dan tergantung. Sedang si kapitalis jadi kaya terus.

Hubungan antara kapital dan kerja adalah struktural. Tidak personal, perorangan. Para pekerja itu bukannya ditindas oleh kapitalis, tetapi oleh kapital. Yang justru dihasilkan oleh kerja. Tapi perilakunya itu adalah sebagai sekutu yang menindas para pekerja yang telah menghasilkannya. Dalam istilah Marx yang dipakainya pada 1844 itu, kerja yang dirampok atau diasingkan (alienated atau estranged).

Ditingkat ini perkembangan pikiran marx sangatlah kuat mempengaruhi Ludwig Feuerbach, seorang filosof materialis dan pengkritik Hegel. Marx, secara khusus mempergunakan ide Feurbach tentang esensi manusia atau jenis makhluk. Produksi manusia secara alamiah adalah perbuatan kreatif. Dan menempatkan takluk kepada hukum-hukum kapital yang imfersonal - tak menyangkut orang berarti menghancurkan hubungan alamiah antara produsen dan produk. Seberapa jauh konsepsi ini bertahan dalam karya-karyanya yang kemudian menjadi berbeda, namun ide-ide dari tahun 1844 tetap dapat dibaca didalamnya bagi mereka yang mau.

Tahun berikutnya, 1845, Marx dan Engels bekerjasama untuk sebuah manuskrip yang juga tidak terbit semasa hidup mereka. "ideologi jerman" - The German Ideology-. Karya inilah yang untuk pertama kalinya menampilkan "materialisme sejarah". Ia dianggap sebagai pertanda berakhirnya periode pertama dari evolusi intelektual marx. Sebuah periode dimana ide dan pikiran-pikirannya berubah cepat. Sejak 1845 itu, ia bekerja untuk mengembangkan kerangka dasar yang telah diletakkannya dalam Ideologi Jerman. Buku itu sulit dibaca, karena argumentasi positifnya berpalung dengan serangan yang tak berkesudahan terhadap penulis-penulis lain. Kata pengantar untuk sumbangan pada kritik atas ekonomi politik,- A Contribution to the Critique of Political Economy- adalah pernyataan singkat yang lebih baik dari materialisme sejarah.

Didalam Ideologi Jerman marx memulai dengan fakta-fakta nyata yang sederhana. Untuk hidup, mahluk manusia harus memproduksi alat-lat penyambung hidupnya (makanan dan lain sebaginya). Untuk melakukannya mereka harus bekerjasama didalam suatu pembagian kerja (disini terlihat betapa konsep tentang esensi manusia tak dilibatkan). Setiap tingkat perkembangan produksi itu sendiri adalah hasill perkembangan sejarah dan hasil pencapaian generasi manusia sebelumnya. Perkembangan produksi mengharuskan keterlibatan bentuk-bentuk kerjasama, pembagian kerja dan karenanya juga organisasi kemasyarakatan.

Masyarakat berubah melalui serentetan tingkat yang ditandai dengan berbagai bentuk kepemilikan. Pemilikan komunal masyarakat kuno didasarkan pada peranan budak. Pemilikan Feodal (tanah) atas pemerasan hamba -serfs-. Dan Pemilikan perorangan burjuis (kapitalis) atas eksploitasinya terhadap proletariat dari pekerja upahan yang tak punya milik apa-apa. Setiap tingkat bentuk produksi merupakan, lebih tinggi dari yang dulu. Dan setiap tingkat menyediakan syarat bagi yang akan datang. Perkembangan kapitalis menciptakan pemiskinan proletariat yang meluas dan meningkat. Maka itu, pada waktunya akan menggulingkan kapitalisme. Komunisme adalah produk sejarah yang tak terhindarkan.

Peristiwa dan kejadian 1848 merupakan titik yang menentukan dalam kehidupan Marx. Pada mulanya di Prancis, tapi kemudian demontrasi-demontarsi rakyat serta pemberontakan menjalari seluruh Eropa. Didalam wilayah Prusia bangkit tuntutan rakyat bagi suatu konstitusi baru yang akan membatasi kekuasaan sewenang-wenang otokrasi. Untuk waktu itu, ini adalah suatu tuntutan yang revolusioner. Sebuah kongres lalu diadakan di Frankfurt guna menyusun suatu konstitusi baru. Dan peristiwa ini tidak begitu revolusioner, dalam arti adanya suatu perubahan yang mendadak dan menentukan, sebagai ganti penciptaan suatu huru-hara politik diaman rezim lama sempoyongan dan yang baru membuat kesempatannya.

Manifesto Komunis untuk Liga Komunis ditulis dekat sebelum pecahnya revolusi. Dan dalam tahun 1848, Marx dapat kembali ke Jerman, dimana ia menasehatkan penahanan diri -moderation -. Nasehatnya itu didasarkan bahwa Jerman haruslah lebih dulu melewati suatu tingkat yang sama dengan revolusi prancis 1789, sebelum syarat-syarat matang untuk suatu revolusi komunis. Keadaan berbalik, kekuatan radikal Jerman terpecah. Dan angkatan bersenjata yang tetap setia pada otokrasi dan Pemerintahan Prusia, pada akhirnya mampu memegang kontrol atas keadaan. Marx dibuang kembali. Kali ini ke London.

No comments: